Jumat, 29 April 2011

Kamis, 28 April 2011

Persyaratan Audit Medis Rumah sakit.

Sebelum melakukan audit medis, ada persyaratan yang harus diperhatikan rumah sakit yaitu :
  1. Pelaksanaan audit medis harus penuh tanggung jawab, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan bukan untuk menyalahkan atau menghakimi seseorang.
  2. Pelaksanaan audit medis harus obyektif, independen dan memperhatikan aspek kerahasiaan pasien dan wajib simpan rahasia kedokteran.
  3. Pelaksanaan analisa hasil audit medis harus dilakukan oleh kelompok staf medis terkait yang mempunyai kompetensi, pengetahuan dan ketrampilan sesuai bidang pelayanan dan atau kasus yang di audit.
  4. Publikasi hasil audit harus tetap memperhatikan aspek kerahasiaan pasien dan citra rumah sakit di masyarakat.

Rabu, 27 April 2011

Langkah-langkah persiapan pelaksanaan audit medis

Apabila dari hasil audit ditemukan kesalahan atau tidak dipatuhinya standar maka perlu dilakukan pembinaan dan dicari solusi pemecahan permasalahannya. Walaupun telah ada perubahan pengertian dan tujuan audit, namun kesan mencari-cari kesalahan kadang-kadang masih dirasakan. Oleh karena itu sebelum melakukan audit medis, rumah sakit perlu melakukan Iangkah-Iangkah
persiapan audit medis sebagai berikut :
  1. Rumah sakit menetapkan pelaksana audit medis sebagaimana diuraikan pada ad) 3.1 tersebut diatas. Karena itu rumah sakit wajib mempunyai Komite Medis dan sub-sub komite, dimana komite dan sub komite tersebut telah menjalankan kegiatan atau berfungsi. Penetapan organisasi pelaksana auditnmedis harus dilengkapi dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit dan uraian tugas anggota.Rumah sakit menyusun pedoman audit medis rumah sakit,  standar prosedur operasional audit medis serta standar dan kriteria jenis kasus atau jenis penyakit yang akan dilakukan audit
  2. Rumah sakit membudayakan upaya self assessment atau evaluasi pelayanan termasuk evaluasi pelayanan medis, sehingga setiap orang/unit kerja di rumah sakit sudah terbiasa dengan silklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Rumah sakit yang sudah terbiasa dengan siklus PDCA pada umumnya a dalah rumah s akit yang s udah terakreditasi a tau rumah sakit yang sedang mempersiapkan proses akreditasi, dimana kegiatan melakukan evaluasi atau self assessment telah menjadi budaya.
  3. Rumah sakit agar membuat ketentuan behwa setiap dokter/dokter gigi yang memberikan pelayanan medis wajib membuat rekam medis dan harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan medis.
  4. Rumah sakit melalui komite medis agar melakukan sosialisasi dan atau training hal-hal yang terkait dengan persiapan pelaksanaan audit medis kepada seluruh tenaga dokter/dokter gigi yang memberikan pelayanan medis di rumah sakit.

Selasa, 26 April 2011

Pelaksanaan Audit Medis

Dalam pelaksanaan audit ada yang disebut auditor, klien dan auditee. Auditor adalah orang yang melakukan audit. Suatu audit dapat dilaksanakan oleh satu auditor atau lebih. Hal tersebut tergantung dengan ruang Iingkup audit, ukuran organisasi yang diaudit dan permintaan klien. Seorang auditor harus mempunyai ketrampilan yang cukup untuk melaksanakan suatu audit.

Klien adalah orang, departemen atau kelompok yang meminta audit atau dengan kata lain klien adalah pelanggan auditor. Audit dimulai berdasarkan suatu permintaan dari klien atau pelanggan Peminta harus yang mempunyai kewenangan untuk hal tersebut dan harus menretahui untuk apa audit diminta.

Auditee dapat berupa orang, fungsi atau area yang akan di audit. Auditee mempunyai beberapa tanggung jawab untuk memudahkan pelaksanaan audit, yaitu bekerja sama dan membantu dalam suatu audit, memberikan fasilitas yang memadai dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan audit, mengkaji rekomendasi dan kesimpulan audit, dan menerapkan setiap tindakan korektif yang diperlukan.

Pengertian auditor, klien dan auditee sulit untuk diterapkan secara tepat dalam pelayanan medis di rumah sakit. Audit medis adalah merupakan peer review, peer surveilllance dan peer assessment. Karena itu istilah auditor, klien dan auditee sebaiknya tidak dipergunakan dalam pelaksanaan audit medis.

Pelaksana Audit Medis di RS
Direktur rumah sakit harus membentuk tim pelaksana audit medis berikut uraian tugasnya. Tim pelaksana tersebut dapat merupakan tim ataupun panitia yang dibentuk di bawah Komite Medis atau panitia yang dibentuk khusus untuk itu. Jadi pelaksanaan audit medis dapat dilakukan oleh Komite Medis, Sub Komite (Panitia) Peningkatan Mutu Medis atau Sub Komite (Panitia) Audit Medis.

Mengingat audit medis sangat terkait dengan berkas rekam medis, maka pelaksana audit medis wajib melibatkan bagian rekam medis khususnya dalam hal pengumpulan berkas rekam medis. Selain itu, audit medis merupakan peer review maka pelaksana audit medis wajib melibatkan kelompok staf medis dalam melakukan audit medis yaitu mulai dari pemilihan topik, penyusunan standar dan kriteria serta analisa hasil audit medis.

Apabila diperlukan, pelaksana audit medis dapat mengundang konsultan tamu atau organisasi profesi terkait untuk melakukan analisa basil  audit medis dan memberikan rekomendasi khusus.

Senin, 25 April 2011

Pengorganisasian Pelayanan Rehabilitasi Medik

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari program pelayanan rehabilitasi medik perlu di tata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang jelas


Minggu, 24 April 2011

Sabtu, 23 April 2011

AYO...... cuci tangan





Seseorang penderita flu menutup hidungnya dengan tangan saat bersin, kemudian memagang pegangan di bus, saat Anda memegang pegangan tersebut, bakteri flu dapat segera berpindah ke tangan Anda dan apabila Anda memegang hidung atau mulut, kuman tersebut dapat masuk ke dalam tubuh kita. Itulah gambaran betapa mudahnya kuman penyakit berpindah dari satu orang ke orang lain. Penyakit seperti diare, cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC bahkan penyakit yang mematikan seperti SARS, flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1) dapat dicegah dengan mencuci tangan secara benar. Sayangnya, banyak orang yang meremahkan kebiasaan sehat ini dan mengganggapnya tidak penting. Padahal dengan membiasakan mencuci tangan dengan baik, hidup Anda dan keluarga dapat lebih sehat.



Cara Mencuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut.
  • Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
  • Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun mengandung antiseptik.
  • Gosokkan kedua telapak tangan.
  • Gosokkan sampai ke ujung jari.
  • Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebalikny a.
  • Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.
  • Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
  • Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
  • Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
  • Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
  • Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.
Mengeringkan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan mesin pengering tangan yang umum ada di mal. Karena mesin pengering tangan yang dipakai secara umum menampung banyak
bakteri yang dapat menularkan ke orang lain.





Kapan Saat Anda Mencuci Tangan?
Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang daging mentah, sebelum dan setelah menyentuh orang sakit, sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin atau membuang ingus, setelah mengganti popok atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan.


Anda juga sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik men
cuci tangan ini kepada anak Anda yang masih kecil. Seorang anak senang sekali mempelajari dan menyentuh segala sesuatu tanpa tahu apakah benda tersebut kotor atau tidak. Lalu memasukkan tangannya ke dalam mulut atau memakan makanan tanpa mencuci tangan. Akibatnya sang anak dapat menderita penyakit. Menurut penelitian, penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah karena diare, padahal hal ini dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.

Jumat, 22 April 2011

TATA CARA PENILAIAN BERKAS REKAM MEDIS DALAM PEMUSNAHAN BERKAS REKAM MEDIS

Berkas rekam medis yang dinilai adalah berkas rekam medis yang telah 2 tahun inaktif
Indikator yang digunakan untuk menilai berkas rekam medis inaktif :
Seringnya rekam medis digunakan untuk pendidikan dan penelitian
Nilai guna :
Primer :
Administrasi
Hukum
Keuangan
ptek
Sekunder :
Pembuktian

Sejarah

Lembar rekam medis yang dipilah :
1) Ringkasan masuk dan keluar
2) Resume
3) Lembar operasi
4) Identifikasi bayi
5) Lembar persetujuan
6) Lembar kematian
Berkas rekam medis tertentu disimpan diruang berkas rekam medis inaktif
Lembar rekam medis sisa dan berkas rekam medis rusak tidak terbaca disiapkan untuk dimusnahkan
Tim penilai dibentuk dengan SK Direktur beranggotakan Komite Rekam
Medis/Komite Medis, petugas rekam medis senior, perawat senior dan
tenaga lain yang terkait.


Kamis, 21 April 2011

TATA CARA PEMUSNAHAN ARSIP REKAM MEDIS

JADUAL RETENSI ARSIP REKAM MEDIS
Untuk pertama kalinya sebelum melakukan proses pemusnahan harus terlebih dahulu ditetapkan jadual Retensi Arsip Rekam Medis sebagaimana rincian berikut
KIUP+Register+Indek, disimpan permanen/abadi
Retensi berkas-berkas Rekam Medis berdasarkan penggolongan penyakit.

Rumah Sakit harus membuat ketentuan sendiri bila retensinya lebih lama dari ketentuan umum yang ada, antara lain untuk :
Riset dan edukasi
Kasus-kasus terlibat hukum ( legal aspek) minimal 23 tahun setelah ada
ketetapan hukum
Untuk kepentingan tertentu
Penyakit jiwa, Ketergantungan obat, Orthopaedi, Kusta, Mata
Mata
Perkosaan
HIV
Penyesuaian Kelamin
Pasien orang asing
Kasus adopsi
Bayi Tabung
Cangkok Organ
Plastik Rekontruksi

Retensi berdasarkan diagnosa
Masing-masing Rumah Sakit berdasarkan keputusan Komite Rekam Medis/ Komite Medis menetapkan jadual Retensi dari diagnosis tertentu, bila lebih dari ketentuan umum dengan pertimbangan nilai guna.
INDIKATOR NILAI GUNA
Primer :
1. Adminstrsi
2. Hukum
3. Keuangan
4. IPTEK
Sekunder :
5. Pembuktian
6. Sejarah

Edraw Flowchart memudahkan kita dalam membuat alur kerja

Untuk postingan kali ini team blog akreditasi memberikan sedikit materi yang agak berbeda dari sebelumnya, pada postingan ini kami akan membahas tentang Program aplikasi Edraw Flowchart yaitu aplikasi untuk membuat sebuah flowchart (bukan Promosi),

sebagaimana kita ketahui dalam kegiatan kita untuk memberikan atau menyajikan suatu dokumen tidak hanya dengan uraian adakalanya kita juga perlu alur kerja atau flowchart, misalnya alur pasien, alur terjadinya kebakaran, tanpa banyak basa basi silahkan download Edraw flowchartnya di Link bawah ini, semoga bermanfaat untuk rekan sejawat

DONWLOAD Edraw Flowchart

Rabu, 20 April 2011

PERLUKAH IMUNISASI ?

HARI GINI GA IMMUNISASI ???
APA KATA DUNIA...


Dewasa ini kesadaran immunisasi pada masyarakat masih kurang, terutama imunisasi pada orang dewasa. Banyak orang beranggapan immunisasi hanya dibutuhkan bayi dan anak-anak, sementara orang dewasa tidak perlu lagi, karena sistem kekebalan tubuhnya telah terbetuk.
Padahal, American Society of Internal Medicine dalam pertemuannya pada tahun 2001 di Atlanta America serikat menegaskan kembali immunisasi pada orang dewasa dapat mecegah kematian seratus kali lipat dibandingkan anak.





APA ITU IMMUNISASI ?


Immunisasi adalah cara pemberian kekebalan tubuh pasif terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tbuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.










APA MANFAATNYA ????

Immunisasi berguna :
  1. Mencegah meluasnya penyakit dan menghindari resiko kematian yang diakibatkan
  2. Mengurangi biaya pengobatan langsung maupun tidak langsung akibat kehilangan hari kerja.




JENIS IMMUNISASI



  1. BCG
  2. DPT (Dipteheria, tetanus, pertusis)
  3. Campak
  4. HVP (Human Papilomavirus)
  5. Varicella
  6. MMR (Measles, mumps, rbella)
  7. Influenza
  8. Pneumococcal
  9. Hepatitis A, B
  10. Meningococcal
  11. Typhoid
APA EFEK SAMPINGNYA ????


  1. LOKAL : Reaksi berupa bengkak, nyeri pada tempat suntikan, reaksi akan hilang dalam 48 jam.
  2. Sistemik : Reaksi berupa demam, rasa lelah, nyeri otot dan nyeri kepala, reaksi ini akan hilang dalam 48 jam.

UNTUK SIAPA SAJA IMMUNISASI DIBERIKAN ????


  1. Bayi
  2. Balita
  3. Anak-anak
  4. Usia lanjut
  5. Penderita penyakit kronis (Asma, Diabetes, jantung, paru)
  6. Pekerja restoran/dapur
  7. Wisatawan/traveles

sumber : leaflet PKRS RSUD dr. Agoesdjam

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes